Sehari setelah percobaan pembunuhan kedua terhadap mantan Presiden Donald Trump, Senator Josh Hawley, R-Mo., merilis laporan whistleblower mengenai kegagalan Secret Service dalam percobaan pembunuhan pertama terhadap presiden ke-45 tersebut.
Laporan tersebut menemukan bahwa unit intelijen Secret Service tidak hadir dalam aksi unjuk rasa di Butler, Pennsylvania pada tanggal 13 Juli. Unit intelijen tersebut adalah tim agen Secret Service yang dipasangkan dengan penegak hukum negara bagian dan lokal untuk menangani laporan orang-orang yang mencurigakan.
Hawley juga menemukan bahwa rumah sakit tempat Trump dirawat kurang dijaga keamanannya. Laporan Hawley mengatakan bahwa badan pengelola rumah sakit gagal menjawab pertanyaan mendasar terkait keamanan lokasi.
Laporan itu lebih lanjut menyoroti bahwa baik Secret Service, sebuah divisi dari Departemen Keamanan Dalam Negeri, maupun DHS, tidak memberikan jawaban tentang siapa yang membuat keputusan untuk menolak peliputan penembak jitu ke atap tempat penembak Pennsylvania menembak Trump.
Laporan itu juga mengatakan, tidak ada satu pun lembaga yang bersedia menyebutkan secara terbuka lembaga mana yang menjadi lokasi utama unjuk rasa tersebut.
Badan tersebut tidak menjawab tentang laporan bahwa Dinas Rahasia menolak memberikan sumber daya yang diminta kampanye Trump.
Hawley adalah anggota Komite Keamanan Dalam Negeri dan Urusan Pemerintahan Senat, dan merupakan salah satu anggota Kongres yang secara pribadi mensurvei lokasi Butler, Pennsylvania.
Senator tersebut membagikan laporan tersebut kepada Satuan Tugas DPR yang menyelidiki penembakan 13 Juli di Butler, Pennsylvania, tempat seorang penembak menyerempet telinga Trump dengan peluru.
Ini adalah berita terkini dan akan diperbarui.