Setidaknya sembilan orang tewas pada hari Selasa ketika pager yang digunakan oleh ratusan anggota kelompok militan Hizbullah di Lebanon dan Suriah meledak dalam apa yang tampaknya merupakan serangan yang direncanakan secara serentak, The Associated Press melaporkan.
CNN memperkirakan 2.800 orang terluka dalam serangan yang terjadi sekitar pukul 3:30 sore waktu setempat. Duta Besar Iran untuk Lebanon termasuk di antara yang terluka, menurut The Associated Press.
AP melaporkan bahwa pager tersebut baru-baru ini diperoleh oleh Hizbullah setelah pemimpinnya memberi tahu anggotanya untuk berhenti menggunakan ponsel karena khawatir mereka dapat dilacak oleh Israel. Hizbullah adalah partai politik Muslim Syiah Lebanon yang juga memiliki faksi militan.
Menteri Informasi Lebanon Ziad Makary menyalahkan Israel atas ledakan pager tersebut, dan menyebutnya sebagai “agresi Israel,” menurut The Times of Israel.
CNN mengunggah video serangan tersebut. Satu video memperlihatkan seorang pria berdiri di pasar dekat kios buah dan sayur saat pagernya meledak. Pria itu jatuh terlentang ke tanah dengan kaki terangkat ke atas. Ada pria lain yang berdiri di samping korban saat pager meledak dan tampak terkejut pada awalnya, lalu melarikan diri.
Video lain memperlihatkan seorang pria tampak berdiri dalam antrean di kasir ketika pagernya meledak. Ia jatuh terlentang. Kasir wanita yang duduk di kursi di belakang meja dan di seberang pria itu bangkit dan bergegas pergi.
Platform media sosial X memiliki video grafis beberapa pria terluka dengan luka menganga berlumuran darah di rumah sakit.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan dalam jumpa pers bahwa AS tidak terlibat dan tidak diberi peringatan sebelumnya mengenai serangan tersebut dan kini sedang “mengumpulkan informasi.”
Seorang mantan ahli bahan peledak Angkatan Darat Inggris mengatakan kepada BBC bahwa bahan peledak tersebut kemungkinan kelas militer dan beratnya antara 10 hingga 20 gram serta disembunyikan di dalam komponen palsu di dalam pager. Pager tersebut dapat diaktifkan dengan sinyal, dan orang berikutnya yang menggunakan perangkat tersebut akan memicu ledakan, BBC melaporkan.
Mantan analis CIA Emily Harding mengatakan kepada BBC bahwa serangan itu “luar biasa.”
“Pelanggaran sebesar ini tidak hanya akan membahayakan secara fisik, tetapi juga akan membuat mereka mempertanyakan seluruh aparat keamanan mereka,” kata Harding tentang Hizbullah.